Hmmm...
Iyo...blum kelar2 jg, munkin ini yg namanya "gk sreg"....
Knapa ya Kang skema yg saya bikin (nyontek) THDnya pda gede2, kecuali AKSA 55. Ap saya salah bikin skema...
Buat "burning speaker" klo RF dganti 10K, THD kecil 0.04 di 8 ohm. Tp daya keluaran jauh menurun, Kang yah...
(26-05-2015 05:00 PM)gantex Menuliskan: betul kang, he, karena sulit untuk dilukiskan maka pake kata itu
memang pada dasarnya dan pada umumnya kit yg ada atau rangkaian yg ada di pasaran memang seperti itu kang
Yup, THD kecil karena gain diturunin, otomatis sinyal out juga turun, maka watt / daya out juga turun kang, coba input dibesarin
Bener. Lebih mudah menguatkan sinyal di "line level" daripada di "speaker level".
Karena pada line level impedansi bebannya cukup tinggi (jauh lebih besar dari 1K ohm). Tinggal pakai op-amp bisa dapat sinyal output 10V peak dengan THD yang sangat kecil. Tegangan sebesar ini bisa untuk bikin clip sebagian besar amplifier
Tapi kalau bebannya 8 ohm, tegangan outputnya 10V peak ngga gampang2 amat THD nya bisa sangat rendah, 0,01% di seluruh frekuensi audio sudah cukup baik.
(26-05-2015 04:56 PM)fiqiew Menuliskan: Hmmm...
Iyo...blum kelar2 jg, munkin ini yg namanya "gk sreg"....
Knapa ya Kang skema yg saya bikin (nyontek) THDnya pda gede2, kecuali AKSA 55. Ap saya salah bikin skema...
Kalau amplifiernya dirancang agar THD nya rendah, maka kalau disimulasikan dengan model komponen yg baik, THD nya juga rendah.
Kalau amplifier disimulasikan, THD nya tinggi, berarti yg merancang amplifier tersebut tujuannya bukan ingin membuat amplifier yg THD nya rendah, tapi amplifier yang bisa berfungsi
.. pembelajaran simulasi dengan LTSpice disini bertujuan untuk apa ?, sebenarnya banyak manfaatnya kalau mau mempelajarinya, banyak hal - hal yg tidak terduga juga, seperti halnya melihat kemampuan suatu amplifier dan lain sebagainya, dengan adanya simulasi mempermudah kita untuk membuat, memodifikasi dan lain sebagainya sebelum diterapkan pada riilnya atau pada kenyataanya, jadi amplifier tersebut tidak asal bunyi atau jalan dan berfungsi, tapi bisa memberikan apa yg diharapkan sesuai dengan yg diinginkan.
(26-05-2015 11:50 PM)bimo_tok Menuliskan: Kalau amplifiernya dirancang agar THD nya rendah, maka kalau disimulasikan dengan model komponen yg baik, THD nya juga rendah.
Kalau amplifier disimulasikan, THD nya tinggi, berarti yg merancang amplifier tersebut tujuannya bukan ingin membuat amplifier yg THD nya rendah, tapi amplifier yang bisa berfungsi
Iya Pak...jd tahu...
Agak susah mencari kit lokal yg multi fungsi layaknya Aksa yg tidak hanya sekedar mengirim signal masuk sampai keluar. Tetapi jg menjaga keselamatan signal masukan sampai keluar seutuhnya, dalam bekerja pun tidak ada keributan sana sini.
Pernah Pak saya dkejutkan Aksa, saya lg asyik nyolder depan Spk... waktu itu jeda pergantian lagu agak lama, saya kira mati lampu...ujung solder saya deketkan ke hidung sambil memperhatikan Spk, "panas..." tiba..tiba...suara hentakan bass drum keluar dari Spk...terkejutnya saya Pak, untung ujung solder gk mengenai idung. Ternyata Aksa type pekerja, gk banyak bicara.
(27-05-2015 06:22 AM)gantex Menuliskan: .. pembelajaran simulasi dengan LTSpice disini bertujuan untuk apa ?, sebenarnya banyak manfaatnya kalau mau mempelajarinya, banyak hal - hal yg tidak terduga juga, seperti halnya melihat kemampuan suatu amplifier dan lain sebagainya, dengan adanya simulasi mempermudah kita untuk membuat, memodifikasi dan lain sebagainya sebelum diterapkan pada riilnya atau pada kenyataanya, jadi amplifier tersebut tidak asal bunyi atau jalan dan berfungsi, tapi bisa memberikan apa yg diharapkan sesuai dengan yg diinginkan.
Lebih mudah dalam implimentasinya, karena kekurang mengertian terhadap pengukuran seperti saya ini. Waktu saya kalibrasi pengukuran Aksa 55, disimulasi saya ukur teg R.5W dgn memainkan VR dapat nilai 26mV, pda implementasi jg dapet seitu. Di Kolektor Tr Input seini nilainya pd simulasi, kenyataannya begitu jg, poko'e pengukuran gk beda jauh. Sangat membantu...
Namun ada jg kerugiannya, yaitu terkadang harapannya belum dicapai maka ini memperlambat perakitan. Seperti DCO harus 00.0 THD, 0.0001.
betul, pada prakteknya, tanpa simulasi dan dengan rangkaian seadanya memang lebih mudah diimplementasikan, tapi apa yg sebenarnya kita cari, asal bunyi atau kwalitas suara yg diharapkan?
Sebenarnya dengan adanya simulasi memang memudahkan kita untuk ini dan itu, termasuk dalam pengukuran, perbandingan pun tidak jauh beda juga dengan saat simulasi dan kondisi riilnya asal dengan kondisi komponen yg memadai, itulah segi baiknya, kalau kerugian biasanya relatif juga kang, asal tahu apa yg dicari pasti cepat juga dalam perakitan, kalau masalah THD dan DCO itu tidak mutlak kang, selama DCO dibawah 10 - 20mV itu masih dalam titik aman, karena sangat susah untuk mendapatkan DCO sampai atau mendekati 0 jika tanpa adanya DC servo, itupun tidak bisa benar - benar 0. THD 0.0001 ? ini juga relatif kang, THD segitu pada posisi apa ? THD 0.00 - 0.0 sekian pada max atau mendekati klipping sudah cukup baik, sukur bisa pada kondisi beban dan frek berbeda, tapi ini cukup sulit, yg penting dahulukan apa yg terpenting
Banyak kit dipasaran ini dan itu, ada yg bilang bagus, apa iya, karena penilaian hanya pada pendengaran, padahal yg namanya pendengaran 1 orang dengan orang yg lain berbeda. ada beberapa persepsi kit dipasaran, uji hanya dengan pendengaran, ada juga yg dengan perhitungan tapi itupun tidak begitu max, dengan adanya simulasi, bisa atau kurang lebih bisa megurangi persepsi tersebut
cepat dalam perakitan belum tentu bagus hasilnya, ingat, seperti halnya pembuatan rumah, mau cepat atau bagus, cepat dengan cara borongan tapi jangan harap hasilnya bagus, mau bagus, tapi konsekuensinya tidak secepat borongan, jadi tinggal pilih mau yg bagaimana, begitu pula dengan perakitan amplifier, yg namanya buru - buru tidak akan baik hasilnya
Kembali pada pribadi masing yo, Kang...
. Mau hasil bagus dan cepat untuk implementasi, harus sering2 memahami hasil simulasi...
. Sudah gak sabaran untuk implementasi tanpa mengindahkan hasil, praktik'in ajah apa yg ada
. Klo mau hasil bagus, males memahami simulasi...maka persiapkanlah diri untuk tetap sabar dan tabah, , bosan gonta ganti nilai, coba ganti skema asal jangan ganti laptopnya...masih ajah blum didapat kehendaknya, mbok yo buru buru....sabaar...
Kang, "View-->Place .op Data Label" bagaimana cara supaya dia menampilkan Arus (mA)..?
betul kang, semua kembali ke diri kita masing - masing he..
walah.. ganti laptop
.op adalah operation point, kalo mau menampilkan arus, arahkan probe sampai menunjukkan arus, kemudian ingat, titik nama plot yg menunjuk arus tersebut, misal Ic(Q1), kemudian buat .op yg nantinya menunjukkan tegangan, setelah itu klik kanan, maka akan muncul tabel data point, cari atau ketik Ic(Q1) maka akan berubah dari tegangan ke arus
ijin nyimak mas gantex..
topik yang menarik untuk di ikuti, , karena saya juga masih bingung mengoprasikan LTspice,
mungkin ada yang bisa bantu menjelaskan istilah2 dalam LTspice secara sederhana,
trims